Home > Article > Category > OPINI

VIRALKAN NARASI KRITIS ILMIAH DAN DAKWAH AMALIYAH BERKEMAJUAN

VIRALKAN NARASI KRITIS ILMIAH DAN DAKWAH AMALIYAH BERKEMAJUAN

_rudyspramz, MPI__

No Viral No Justice. Tidak ada keadilan kalau tidak di viralkan adalah kenyataan sosiologis jaman sekarang. Memviralkan sebagai bagian dari strategi perjuangan. Isu ijazah palsu ketika masuk dalam hutan belantara media sosial, menjadi viral bersamaan dengan ditemukan banyak fakta dan sekaligus fitnah, pelan tapi pasti akan menjadi gelombang dahsyat yang menghantam siapapun yang terlibat didalamnya.

Dalam Medan Dakwah digital, selalu rame perseteruan antara mereka kaum salafi yang mengusung 'pemurnian agama' literal dan tekstual  dengan mereka kaum salafiyah juga, pewaris tradisi keilmuan dan amaliyah klasik.

Mengikuti algoritma konten dakwah dan tradisi amaliyah yang dibuat netizen memotret ucapan dan kultur perilaku keagamaan yang aneh, tidak masuk akal bikin ngakak dan jadi bulan-bulanan netizen seperti dongeng  khurafat ba'awali, ngalap barokah kyai, wahabi tambang menjadi kritik internal umat Islam yang  masih serba mistis, bodoh dan jumud.

Sementara itu tokoh2 Muhammadiyah cenderung santun, baik, ilmiah, tidak ada yang kontroversi dalam ucapan, respon baik dan senang terhadap kader yang masuk politik menjadi menteri padahal dalam kubu yang bermasalah secara etik dan moral, kritik kader tidak terlihat, dakwah pemurnian juga tidak terlihat kuat, intinya respon kader/tokoh terhadap sebuah isu tidak terlihat kuat jauh dari viral, konten juga pengajian biasa. Kekhawatiran melanggar akhlak kalau berlebihan malah bisa mematikan kreatifitas, sepanjang kita tetap ada dalam etika, adab, rasionalitas, bingkai hukum, demokrasi, budaya yang membuat kita tidak perlu takut.

Muhammadiyah justru viralnya ketika belum ada internet belum ada medsos, tv juga belum banyak, lewat podium dakwah TBC (Tahayul Bid'ah, Churafat) di gelorakan, bikin orang marah disamping banyak yang tertarik dan menjadi pengikut sebagian menjadi takut jadi Muhammadiyah, yang tidak mudeng 'cari aman iso melu kabeh'

Dakwah harus Viral
Seperti juga penegakan keadilan yang harus di viralkan, ketidakpuasan pelayanan pemerintah/swasta sejauh mungkin kekecewaan pelayanan AUM jangan sampai jadi viral karena bisa kemana-mana, netizen makhluk Allah yang hidup bebas, segera teratasi secara langsung.

Dakwah juga harus viral, bagaimana memviralkan sebuah konten dakwah ? Ketika berita itu luar biasa misal Qurban puluhan ton di Batur, Sholat Ied di Garung Butuh, bersujud diantara keindahan panorama  dua gunung, KHGT viralkan, kepedulian kepada kaum miskin melalui pemberdayaan,  dakwah komunitas terpinggirkan yang tidak tersentuh dakwah Islam lainnya, termasuk dakwah ke  profesi ‘dunia gelap modernitas’, konten menguji kebaikan dan kejujuran manusia modern, konten menyentuh kemanusiaan dan menyindir dengan bahasa humor, dan publish konsep/pemikiran, ide dan gagasan baru, temuan produk inovatif, dll.

Teknologi terkini dan penemuan platform aplikasi kreatif dan inovatif teknologi Meta dan AI adalah sebuah keniscayaan berpadu dengan kekuatan narasi. Kader Muhammadiyah  silahkan buat podcast yang merespon semua persoalan keagamaan, dinamika umat, modernitas sampi isu politik, ekonomi, sosial kebudayaan dan global serta berita viral lainya dalam perspektif keagamaan (Manhaj Berkemajuan )

Ada sebuah  podcast "Kulakan Isi Otak" milik santri2 muda NU santai sambil ngopi ngrokok dan ketawa  merespon semua persoalan internal mereka sendiri, kritik tradisi mereka sendiri tapi juga pembelaan terhadap mereka yang menyerang kultur mereka sendiri, mbatin saya : mereka pinter kritis kok tidak jadi Muhammadiyah saja, ketika nalar semakin kuat kenapa tidak menjadi Muhammadiyah, tepat sekali wadahnya, hehe..

No Viral No Dakwah, Viralkan Dakwah Berkemajuan, Resonansikan jaman dengan berani, yakin, kontroversi dan tetap dalam bingkai amal ilmiah ilmu amaliyah serta memperjuangkan etik dan moralitas peradaban.

Wallahu a'lam

Comments

No comments yet. Be the first to comment!

Leave a Reply