Home > Article > Category > OPINI

RADIO PURNAMASIDI, LEGENDA RADIO DI WONOSOBO TIDAK BOLEH MATI TAPI ADAPTASI DENGAN TEKNOLOGI

RADIO PURNAMASIDI, LEGENDA RADIO DI WONOSOBO TIDAK BOLEH MATI TAPI ADAPTASI DENGAN TEKNOLOGI

_rudyspramz, MPI_

Radio dalam sejarahnya telah menjadi sumber informasi dan hiburan yang merakyat, ketika itu televisi merupakan barang yang relatif mahal dan setiap rumah tidak selalu memiliki, sebagai gantinya pemerintah memasang  televisi di Paseban Barat Alun2 Wonosobo dan warga cukup banyak yang menonton setiap malamnya.

Saya sendiri termasuk  Generasi X persentuhan dengan radio tidak terlalu dekat, hanya waktu ramadhan  terutama jelang adzan magrib pertanda berbuka, ketika _booming_ cerita silat di radio tidak mengikuti, namun disuatu masa pernah dekat dengan acara pilihan pendengar (Pilpen) punya nama samaran "Jaka Wirank" yang spontan bikin tertawa penyiarnya dan cukup terkenal namun cuma di 'udara' tidak pernah di 'darat'

Seiring berjalannya waktu radio mulai ditinggalkan ketika Stasiun TV Pemerintah dan TV swasta mulai bermunculan, tapi Radio tetap eksis iklan tetap banyak, pendengar radio terutama bagi para pedagang pasar, jualan sambil ndengerin radio, di rumah sambil ngopi pagi/sore hari, ndengerin berita, hiburan, pengajian, menambah pertemanan bagi anak sekolah dll. Sampai ketika stasiun TV semakin banyak, acara beragam dan durasi waktu sampai 24 jam serta ditemukannya internet yang mengawali perkembangan teknologi informasi yang luar biasa cepat diciptakan  Ponsel dan HP Android dengan berbagai platform medsos yang terus berkembang, maka Radio menjadi tertinggal meskipun upaya telah banyak dilakukan dan beberapa acara juga pakai platform digital yaitu youtobe.

Begitupula Radio Purnamasidi yang melegenda, pelopor radio swasta di Wonosobo pernah mengalami masa jaya yang ternyata itu milik Muhammadiyah sekarang selain menghadapi persaingan dengan stasiun Radio lainnya juga krisis keuangan, resign beberapa karyawan, tidak adanya iklan dan donatur namun banyaknya orang baik yang membantu Radio ini sehingga tetap bisa berjalan namun persoalan harus kita carikan solusinya tidak hanya soal keuangan tapi juga penataan keorganisasiannya.

Dalam sejarahnya Radio Purnamasidi berperan besar dalam pendirian AUM Wonosobo. Sekitar tahun 1979 melalui pak Kosim selaku Pimpinan,  sangat membantu ketika akan mendirikan Kantor dan Aula PDM serta berjasa besar ketika PDM tidak punya dana tapi ingin sekali membeli tanah untuk SMA Muhammadiyah, Pak Kosim an Radio Purnamasidi pinjam uang ke BNI untuk membayar uang muka pembelian tanah - yang nyaris akan di beli oleh Yayasan Kristen- akhirnya bisa berdiri gedung SMA Muhammadiyah Wonosobo.

Radio Purnamasidi juga ikut membantu pembelian tanah ''terjepit' yang terletak antara SMA  Muhammadiyah dengan SMK Muhammadiyah 1 yang kemudian ditanah itu sekarang dibangun Masjid Al Arqam.

Radio Purnamasidi juga pada tahun 1990 ikut terlibat dalam pembelian tanah untuk SMK Muhammadiyah 1 Wonosobo yang dikira oleh Yayasan Kristen dibeli oleh perorangan ternyata di beli oleh Muhammadiyah. Akhirnya Komplek Zending (Pengkabaran Injil) itu menjadi Komplek Perguruan Islam (Muhammadiyah)

Sekarang Radio Purnamasidi mengalami kesulitan keuangan maka saatnya semua AUM untuk 'membalas' tentunya tidak akan kita biarkan legenda Radio di Wonosobo itu hilang, berdosa kita kita kepada para pendiri yang telah berjuang merintis dan mengembangkan Muhammadiyah melalui penyiaran dan pendidikan.

Radio Purnamasidi akan kita kembangkan sebagai Radio Dakwah Islam, Media Dakwah Muhammadiyah yang Rahmatan lil'Alamin, Pusat Media Dakwah Digital Muhammadiyah, Studio rekaman, Podcast dan Pembuatan Konten Media Sosial karena kedepan Media Sosial akan sangat berkembang pesat bahkan ke AI.

Kolaborasi dengan siapapun dimungkinkan, Pemerintah ataupun swasta dalam ikatan yang tidak menyimpang dari ajaran Islam.

Dengan mindset baru ini diharapkan Allah akan memberikan berkah dan Ridha kepada kita semua. Aamiin

Wallahu a'lam

Comments

No comments yet. Be the first to comment!

Leave a Reply