
MUHAMMADIYAHWONOSOBO.COM - Ketua Pimpinan Pusat Aisyiyah Dr. Spt. Salmah Orbayinah, M.Kes mengunjungi Kampung Berkemajuan di Desa Selomanik Kecamatan Kaliwiro Kabupaten Wonosobo, didampingi ketua LPB PP Muhammadiyah Rahmawati Husein, Ph D, dan Fasilitator Kampung Berkemajuan (06/08/25)
Dalam kunjunganya Ketua PP Aisyiyah menyampaikan bahwa kunjungan ini dimaksudkan dalam rangka asesesment awal program pemberdayaan Perempuan PP Aisyiyah, tahun ini adalah tahun pertama Kerjasama antara PP Aisyiyah dengan Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia dalam hal pengelolaan hutan, sehingga diperlukan data data lapangan untuk menentukan Lokasi dan bentuk Kerjasama keprograman yang akan dilakukan antara PP Aisyiyah dan Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

Secara teknis dan kondisi lapangan kondisi sosial dan hutan selomanik sangat memungkinkan untuk dijadikan Lokasi program tersebut. Titik berat program dimaksud adalah bagaimana peran Perempuan dalam pengelolaan hutan bisa dimaksimalkan untuk kesejahteraan Masyarakat disekitar hutan. Seperti diketahuai bahwa luas hutan di desa Selomanik sekitar 300 ha, selama ini kontribusi hutan kepada kesejahteraan Masyarakat disekitar hutan tersebut masih sangat minim.

Sementara itu Rahmawati Husein, Ph D, sebagai LPB PP Muhammadiyah juga sebagai Pengarah BNPB RI menyampaikan, krisis iklim yang terjadi secara global harus dilawan, melawan krisis tersebut bisa dimulai dari bagaimana terjalin hubungan yang baik antara Masyarakat disekitar hutan dalam melestarikan hutan. Masyarakat sekitar hutan juga harus mampu melakukan assesment dalam memitigasi resiko bencana yang mungkin timbul akibat dari perubahan iklim tersebut.
Keberadaan MDMC Kaliwiro yang sudah terbentuk dan terlatih itu diharapkan menjadi garda terdepan dalam manajemen resiko bencana sekaligus sebagai kelompok jaga wana yang siap melestarikan hutan disekitar mereka tinggal.

Kunjungan dilanjutkan dengan melihat langsung kondisi hutan di selomanik, eksisting hutan di selomanik termasuk dalam hutan monokultur Dimana tanaman pinus mendominasi vegetasi hutan di selomanik. Krisis air yang semakin naik tahun semakin meningkat menuntut untuk segera dilakukan penelitian secara ilmiah terhadap penyebab hilangnya beberapa mata air yang ada di selomanik.
Setyo Budi, selaku Ketua PCM Kaliwiro yang juga bertempat tinggal di selomanik menyampaikan bahwa pada era 80an hutan di selomanik 80 persen masih berupa hutan boswezen ( hutan lindung dalam istilah Belanda) sehingga pada saat itu air melimpah untuk pertanian dan air minum, berbalik dengan kondisi sekarang Ketika kemarau 3 bulan saja air hanya cukup untuk minum sementara untuk pertanian sudah tidak tersedia hanya disebagian kecil daerah saja, bahkan di dusun jambu jika kemarau sampai empat bulan sudah terjadi kekeringan.

Ketua PCM berharap kunjungan ini menjadi titik awal dalam rangka mengembalikan air kepada era tahun 80an, hal tersebut juga sejalan dengan yang disampaikan Adib Nurhadi SP selaku fasilitator kampung berkemajuan LAZISMU yang berharap PP Aisyiyah akan bergabung dengan program Kampung berkemajuan di desa Selomanik ( Zudi )
Comments
No comments yet. Be the first to comment!