Home > Article > Category > SEJARAH

SEJARAH IKATAN PELAJAR MUHAMMADIYAH (IPM) WONOSOBO PENUH DINAMIKA DARI MASA KE MASA

SEJARAH IKATAN PELAJAR MUHAMMADIYAH (IPM) WONOSOBO PENUH DINAMIKA DARI MASA KE MASA

Berdirinya Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) Wonosobo tak terlepas dari gejolak politik waktu itu. Pada saat itu sekitar tahun 1960 sangat gencar sekali Gerakan PKI (Partai Komunis Indonesia) yang didukung oleh Organisasi sayapnya seperti Ikatan Pemuda Pelajar Indonesia (IPPI), Central Gerakan Mahasiswa Indo nesia (CGMI). Pemuda Rakyat, Gerakan Wanita Indonesia (Gerwani), Barisan Tani Indonesia (BTI) dll. Sehingga memaksa Muhammadiyah Wonosobo mendirikan IPM (Ikatan Pelajar Muhammadiyah) pada tahun 1966.

Ketua IPM Wonosobo yang pertama Muhyidin sekaligus sebagai salah satu aktor dari sekian tokoh yang berpengaruh pada awal mula berdirinya IPM di Wonosobo. Dikarenakan pada saat itu Muhammadiyah Wonosobo masih Pimpinan Cabang, sehingga bernama PC Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) Wonosobo yang diketuai oleh Muhyidin. Sekretariat pertamanya berada di SMP Muhammadiyah dan PGA Muhammadiyah Wonosobo. Kemudian sekitar tahun 1967 PC IPM Wonosobo mendapat undangan untuk menghadiri Rapat di Kudus oleh PW IPM dan diwakili oleh Muhyidin, meskipun saat itu organisasi PC IPM Wonosobo belum terstruktur dengan rapi sesuai AD/ART IPM. Setelah pulang dari Kudus mencoba mengkristalisasi gerakan dan memperbaiki struktur IPM Wonosobo. Ketika PC Muhammadiyah Wonosobo berubah menjadi Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM), PC IPM Wonosobo Juga berubah menjadi PD IPM Wonosobo.

Berdirinya PD IPM Wonosobo mendapat dukungan penuh dari Muhammadiyah, dan seluruh lapisan Masyarakat. Sehingga mempermudah gerakan IPM untuk melebarkan basis masanya hingga mendirikan cabang di sekolah-sekolah negeri. PD IPM mengadakan acara Kajian Paripurna dan dilaksanakan selama satu hari satu malam kurang lebih setiap sebulan sekali, dan ternyata kegiatan itu mendapat respon penting dari pihak sekolah maupun masyarakat. Dengan kegiatan itulah PD IPM Wonosobo mendapatkan basis masanya sekaligus ajang perkaderannya. Bahkan Muhyidin adalah satu-satunya Tim Instruktur PW IPM Jawa Tengah.

Pergerakan IPM kearah dakwah kemasyarakatan tidak jauh berbeda dengan Muhammadiyah, hanya saja ada perbedaan di dalam basis masanya kalau Muhammadiyah sasaranya ialah lebih kepada orang-orang dewasa, namun IPM lebih kepada Pelajar/Remaja. Sewaktu didirikan Kesatuan Aksi Pemuda dan Pelajar, IPM menjadi Sekretaris Umum, IPNU sebagai Ketua, mendapat dukungan penuh dari Bupati Wonosobo kala itu (Darojat). Sehingga memperlancar gerakan melawan komunisme, meski PKI sudah dibubarkan, namun embrionya masih ada di mana-mana. Dalam aksi memerangi komunisme, Muhyidin dan rekan-rekan yang lain berkali-kali dipanggil aparat karena mengobrak abrik tempat perjudian malam yang terindikasi ada perkumpulan komunisme.

Berdasarkan keterangan dari Rosyid Muhammadi aktifis IPM Tahun 1990, sebelum tahun 1990 PD IPM Wonosobo sempat vakum cukup lama, tetapi pertemuan aktifis masih ada dan yang menghidupi dan mendampingi adalah Nur Laela Abadiningsih yang merupakan anggota PP IPM waktu itu. Programnya mengadakan pengajian sebagai ajang perkaderan dan dibentuk Biro Litbang. Selanjutnya para aktifis dikumpulkan dan diadakan Musyda dan terpilih Ipmawan Sidiq Samsul Hidayat sebagai Ketua Umum Periode 1990-1992, sekarang beliau menjadi dosen di sebuah perguruan tinggi di Semarang.

Tahun 1992 IPM berubah nama menjadi IRM tepat nya pada tanggal 18 Nopember 1992. Perubahan IPM menjadi Ikatan Remaja Muhammadiyah (IRM) harus diakui merupakan bagian dari kooptasi pemerintah Orde Baru, namun perubahan nama itu jika ditimbang-timbang merupakan blessin indisguise (rahmat tersembunyi). Perubahan nama dari IPM ke IRM sebenarnya berpeluang sekaligus memperluas jaringan dan jangkauan organisasi yang tidak hanya pelajar tetapi juga basis remaja yang lain seperti kalangan remaja santri, remaja masjid, remaja kampung, remaja komunitas dll. Dengan demikian IRM memiliki jangkauan garapan yang lebih luas, tanggung jawab moral yang semakin besar.

Secara resmi Keputusan penggantian nama ini tertuang dalam SK Pimpinan Pusat IPM Nomor : VI/PP.IPM/1992 yang selanjutnya disyahkan oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah pada tanggal 18 Nopember 1992 melalui SK PP Muham madiyah Nomor : 53/SK-PP/IV.B/1.b/1992 tentang pergantian nama Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) menjadi Ikatan Remaja Muhammadiyah (IRM).

PD IRM Wonosobo dipimpin Irmawan Burhan Isroi yang menjabat selama periode 1992-1993, diteruskan oleh Irmawan Yuwono Periode 1993-1994, Kegiatan Kajian Rutin, Taruna rutin turba keliling Cabang Ranting. Dalam periode tersebut mayoritas pimpinan dan anggota PD IRM waktu itu adalah dari SMAN 1 dan 2 Wonosobo yang kebanyakan /hampir semua adalah alumni SMP Muhammadiyah 1 Wonosobo, SMK Muhammadiyah belum ada. Kader yang dari sekolah Muhammadiyah hanya dari SMA Muhammadiyah Wonosobo. Sampai angkatan Irmawan Wibowo Akhmad (1994-1996) dan Irmawan Wardi (1996-1998) sekolah negeri masih mendominasi PD IRM Wonosobo. Baru pada angkatan Irmawan Efendi Zarkasi (1998-2000) Sekolah Muhammadiyah sudah mulai mendominasi, salah satu faktornya dengan berdirinya SMK Muhammadiyah 1 Wonosobo dan penjaringan kader melalui jaringan Osis dan Rohis (Rohani Islam), selain 64 Sekolah Muhammadiyah yang dominan dalam periode ini, Cabang juga dibentuk cukup massif ada Cabang IRM Mlandi, IRM Sapuran, IRM Kepil, IRM Kertek, IRM Mojotengah. Disisi lain tekanan dari kebijakan orde baru sangat dirasakan khususnya bagi kader yang Sekolah Negeri.

Penyebab berubahnya IPM ke IRM pada tanggal 18 Nopember 1992 juga akibat kebijakan orde baru. Tantangan lain juga kristenisasi yang masih massif pada saat itu. Selanjutnya PD IRM dipimpin oleh Irmawan Yusuf Hidayat (2000-2001), Irmawati Umu Wakhidah Ayu Sofia (2001-2002).

Reformasi yang terjadi di Indonesia pada tahun 1998 yang berhasil meruntuhkan pemerintahan orde baru kemudian mendasari para aktifis IRM untuk memikirkan perubahan nama organisasi kembali menjadi IPM. Keinginan untuk mengembalikan nama dari IRM menjadi IPM muncul pertama kali pada Muktam ar XII Muhammadiyah di Jakarta tahun 2000, setelah melalui proses dialektika dan organisasi yang panjang secara resmi nama Ikatan Pelajar Muhammadiyah di setu jui dalam Muktamar XVI IRM 2008 di Solo. (rdp)

Sumber : Sinar Sang Surya di Bumi Asri, Rekam Jejak Gerakan Muhammadiyah di Wonosobo, TP2SM, Gramasurya, April 2023

Comments

No comments yet. Be the first to comment!

Leave a Reply