Home > Article > Category > OPINI

MENCARI SISTEM POLITIK DAN SOSIAL YANG TEPAT UNTUK MENEGAKKAN KEADILAN, KESEJAHTERAAN DALAM KEMAJEMUKAN

MENCARI SISTEM POLITIK DAN SOSIAL YANG TEPAT UNTUK MENEGAKKAN KEADILAN, KESEJAHTERAAN DALAM KEMAJEMUKAN


Refleksi terhadap keadaan Indonesia dan dunia saat ini memang mengundang banyak pertanyaan mendalam mengenai sistem yang kita jalani. Indonesia, sebagai negara dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia dan keberagaman yang sangat kaya, tidak hanya menghadapi persoalan yang tampaknya tak kunjung selesai, tetapi juga harus menghadapi dilema besar dalam mencari sistem yang paling tepat untuk membangun keadilan dan kesejahteraan.

Demokrasi dan Sistem Politik: Ujian bagi Keadilan Sosial
Demokrasi, meskipun menjadi pilar utama di Indonesia, sering kali terasa tidak cukup efektif dalam menyelesaikan persoalan mendasar yang ada. Apakah karena demokrasi yang tidak dilaksanakan secara optimal, atau karena kelemahan dalam pemahaman kita terhadap demokrasi itu sendiri? Ini adalah pertanyaan besar yang tak mudah dijawab. Demokrasi sejatinya adalah sebuah sistem yang menjamin kebebasan, keadilan, dan keterlibatan publik dalam menentukan nasibnya, namun dalam praktiknya, demokrasi sering kali terjebak dalam dinamika politik jangka pendek yang mengabaikan kepentingan jangka panjang.

Di sisi lain, keresahan terhadap sistem yang ada memunculkan ide-ide untuk kembali kepada sistem yang dianggap lebih islami, seperti Khilafah, yang bagi sebagian kalangan dianggap lebih menegakkan hukum Allah dan Sunnah Nabi. Namun, keinginan ini pun mengundang pertanyaan: apakah penerapan Khilafah bisa dilakukan dalam konteks modern seperti Indonesia, yang memiliki pluralitas agama dan budaya yang sangat tinggi? Bukankah perjuangan untuk menegakkan Islam seharusnya lebih bersifat membangun masyarakat yang adil dan makmur, bukan semata-mata mengubah bentuk sistem politik?

Muamalah dan Ijtihad dalam Kehidupan Bermasyarakat
Dalam pemikiran Muhammadiyah, muamalah—urusan hubungan antar manusia dalam kehidupan sosial—adalah ranah yang terbuka untuk ijtihad, atau upaya penafsiran dan pengembangan lebih lanjut. Sistem politik yang dipilih, apakah itu demokrasi, teokrasi, monarki, atau bahkan khilafah, sejatinya bukan tujuan akhir, tetapi sarana untuk mencapai tujuan yang lebih luhur: keadilan sosial dan kesejahteraan bagi umat manusia. Penerapan hukum-hukum Allah dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, menurut pandangan ini, bisa diwujudkan dalam berbagai bentuk sistem pemerintahan, asalkan prinsip-prinsip keadilan, kedamaian, dan kesejahteraan terjamin.

Di sinilah peran ijtihad sangat penting. Kita hidup di dunia yang berbeda jauh dengan zaman Nabi Muhammad SAW. Banyak konteks dan tantangan yang tidak bisa disamakan begitu saja dengan masa lalu. Oleh karena itu, kita dituntut untuk terus berpikir kreatif dan kritis, mencari jalan tengah yang tetap menghargai nilai-nilai Islam, tetapi juga selaras dengan realitas zaman.

Demokrasi Pancasila dan Hubungan Industrial
Menariknya, Indonesia memiliki "Demokrasi Pancasila" sebagai sistem yang diusung oleh para pendiri bangsa. Pancasila, sebagai dasar negara, memberikan landasan bagi pembentukan tatanan sosial dan politik yang ideal. Pancasila menekankan pada keadilan sosial, penghormatan terhadap keberagaman, dan penerimaan terhadap pluralitas. Mungkin, salah satu aspek yang perlu lebih diperdalam adalah konsep Hubungan Industrial Pancasila, yang menggarisbawahi pentingnya kerja sama yang adil antara pekerja, pengusaha, dan pemerintah untuk menciptakan kesejahteraan sosial.

Di tengah persoalan-persoalan yang ada, Pancasila tetap menjadi sumber inspirasi dalam mencari solusi yang adil dan berkelanjutan. Dalam konteks ini, Pancasila bisa menjadi sebuah ijtihad tersendiri yang terus dikembangkan, untuk menyeimbangkan antara kebebasan individu dan kepentingan bersama, antara pasar bebas dan keadilan sosial.

Keadilan Sosial: Akar dari Semua Sistem
Persoalan inti dari semua ideologi, sistem politik, dan teori sosial adalah keadilan sosial. Dalam sejarah, banyak sistem yang lahir dengan janji akan menciptakan keadilan, namun sering kali malah menghasilkan ketidakadilan yang lebih besar. Ideologi sosialisme, kapitalisme, hingga nasionalisme, semuanya berusaha mencari solusi untuk persoalan ketidakadilan sosial ini, tetapi dengan hasil yang bervariasi.

Dalam Islam, keadilan sosial bukan hanya soal redistribusi kekayaan atau akses terhadap sumber daya, tetapi juga tentang menghormati martabat setiap manusia, mewujudkan perdamaian, dan mengurangi kesenjangan. Maka, keadilan sosial yang dimaksud dalam perspektif Islam lebih bersifat holistik, mencakup aspek ekonomi, politik, sosial, dan moral.

Kesimpulan: Mencari Jalan Tengah
Indonesia kini berada di persimpangan jalan dalam mencari sistem politik dan sosial yang paling sesuai dengan nilai-nilai luhur agama dan kebudayaan. Demokrasi, dalam konteks Pancasila, menawarkan jalan tengah yang bisa menampung berbagai kepentingan dan aspirasi rakyat. Namun, ia membutuhkan perbaikan dan penyempurnaan agar benar-benar dapat menjamin tercapainya keadilan sosial dan kesejahteraan bagi seluruh rakyat.

Demokrasi Pancasila tidak perlu dilihat sebagai sistem yang kontradiktif dengan prinsip-prinsip Islam. Sebaliknya, ia bisa menjadi sarana untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur, yang diinginkan oleh setiap umat beragama. Sebagaimana disebutkan dalam ayat Al-Qur'an dan hadis-hadis Nabi, bahwa keadilan adalah kunci utama untuk menciptakan kehidupan yang aman dan tentram.

Semoga kita sebagai bangsa Indonesia, dengan segala perbedaan dan tantangan yang ada, bisa terus berupaya mencari solusi yang bijaksana dan saling menguatkan dalam mewujudkan cita-cita bersama untuk keadilan sosial yang berkelanjutan. Sebab, hanya dengan keadilan yang sejati, kemakmuran dan kedamaian dapat tercipta.

Semoga narasi ini memberi inspirasi dan refleksi bagi kita semua untuk terus berjuang menuju Indonesia yang lebih adil dan beradab. 🌱

Comments

No comments yet. Be the first to comment!

Leave a Reply